Cinta adalah kata yang kaya akan makna.
Seluruh pelosok negeri bahkan dunia mengenalnya dengan nama yang berbeda. Atau
kadang juga dimaknai secara berbeda oleh
masing-masing kalangan berdasarkan nilai—nilai budaya mereka. Karena berkaitan
erat dengan emosi dasar manusia, sehingga kata ini menjadi hal sangat familiar
ditelinga kita.
Seperti apakah cinta yang anda kenal ?
Mungkin kita banyak melihat gambaran cinta
dari berbagai media. Drama, musik, artikel, bahkan gambar. Masing-masing
menggambarkan cinta dengan cara dan ciri khas yang berbeda.
Dalam cinta yang berkaitan dengan
keintiman antar individu, bisa dikatakan anda dua kisah cinta yang dirasakan
manusia. Pertama, cinta antar jenis, yaitu cinta yang dirasakan indvidu kepada
lawan jenisnya. Entah dari pria ke wanita atau wanita ke pria. Cinta ini
dianggap sebagai hal yang lumrah terjadi di masyarakat, karena dikatakan bahwa
sudah kodrat manusia untuk memiliki ketertarikan kepada lawan jenisnya.
Adapun yang kedua adalah cinta sesama jenis,
yaitu cinta yang dirasakan individu kepada sesama jenisnya. Entar sesama pria
maupun sesama wanita. Dimana layaknya cinta antar jenis, cinta ini pun didorong
oleh perasaan untuk memiliki keintiman. Kisah cinta inilah yang dianggap
abnormal oleh masyarakat karena menyimpang dari kodrat manusia itu sendiri.
Sehingga, banyak diantara individu yang memiliki kisah cinta ini mengalami
masa-masa sulit karena harus bertentangan dengan masyarakat yang memiliki
penilaian buruk atas mereka. Walaupun ada beberapa wilayah yang menerima
kehadiran mereka sebagai wujud toleransi atas hak-hak kemanusiaan.
Topik mengenai hal ini bahkan menimbulkan
pro kontra dikalangan masyarakat. Dari masyarakat biasa hingga setingkat
pemerintah memperbincangkan topik ini walau akhirnya tidak memiliki hasil akhir
apakah hubungan tersebut dapat diterima atau tidak sebagai hubungan manusia
yang normal.
Menurut penulis pribadi, cinta itu adalah
dorongan emosi keintiman dari interaksi antar individu. Dimana ketika
mengabaikan nilai-nilai budaya dan sosial, maka bukanlah hal yang abnormal
ketika emosi itu muncul walaupun sesama jenis. Akan tetapi, tempat manusia
hidup adalah lingkungan sosial. Dimana didalamnya tertanam nilai-nilai moral
dan budaya serta tatakrama yang menjadi dasar dari harmonisnya hubungan sosial
masyarakat. Sehingga, hal apapun yang dapat merusak keharmonisan tersebut akan
dianggap menyimpang dari kacamata sosial dan budaya. Sama halnya dengan
hubungan cinta antar jenis, walaupun merupakan hal yang lumrah bagi manusia.
Akan tetapi, ketika hubungan tersebut melewati norma-norma yang ada, maka hal
itu juga bisa dikategorikan sebagai penyimpangan. Sebagai contoh, indonesia ada
negara yang sangat kental dengan
nilai-nilai budaya. Sehingga, adalah sebuah penyimpagan ketika terjadi
hubungan keintiman tanpa hubungan yang sah secara hukum.
Pandangan masyarakat luas kadang salah
fokus terhadap sebuah hubungan individu. Dimana hubungan yang normal kadang
tidak disalahkan ketika mencederai nilai-nilai yang ada. Seharusnya kita harus
lebih jelih dalam menilai fenomena tersebut. Bukanlah perasaan cinta yang kita
labelkan normal atau tidak normal, melainkan tindakan individu tersebut dengan
mengatas namakan emosi merekalah yang harus kita kritisi. Sehingga tidak adil,
ketika mereka yang memiliki perasaan cinta sejenis langsung mendapat perlakuan
diskriminasi dan penilaian buruk bahkan ketika mereka belum benar-benar
melakukan tindakan yang tercela. Disisi lain, mereka yang jelas-jelas melanggar
norma-norma budaya dengan mengatas namakan emosi mereka sangat jauh dari kata
abnormal dimata kebanyakan orang.
Inti dari uraian di atas, penulis mengajak
para pembaca sekalian untuk lebih bijak dalam menilai sesuatu. juga jangan
melangkahi nilai-nilai budaya dan sosial kita hanya karena ego kita sendiri. Kita
harus bisa memilah mana yang baik dan tidak baik bukan hanya untuk pribadi
kita, tetapi juga untuk keharmonisan hubungan kita dengan lingkungan sosial
setempat. Terima kasih.