Hallo, reader …!!
Judul yang saya
angkat diatas mungkin masih ada yang bertanya-tanya, apakah penulis menulis
tentang adu bebek vs angsa ? tentu tidak. Judul diatas hanya sebuah kiasan dari
penilaian masyarakat tentang fisik seseorang. Dimana ketika paras kita dirasa
kurang indah dipandang maka kita akan dianalogikan seperti bebek (red: jelek). Sebaliknya
orang yang memiliki paras yang indah dan
nyaman dipandang mata dianalogikan seperti angsa (red: indah/cantik).
Anda setuju ???
Tentu pembaca punya penilaian masing-masing mengenai fenomena diatas. Namun, satu hal yang tidak bisa kita hindari adalah terkadang penilaian tersebut justru menimbulkan banyak konflik dalam kehidupan sosial, seperti diskriminasi hingga tindakah bully disekolah. Dampaknya, masyarakat cenderung menganggap bahwa penampilan adalah hal yang penting guna menunjang kehidupan dimasa depan.
Tentu pembaca punya penilaian masing-masing mengenai fenomena diatas. Namun, satu hal yang tidak bisa kita hindari adalah terkadang penilaian tersebut justru menimbulkan banyak konflik dalam kehidupan sosial, seperti diskriminasi hingga tindakah bully disekolah. Dampaknya, masyarakat cenderung menganggap bahwa penampilan adalah hal yang penting guna menunjang kehidupan dimasa depan.
Hal itu dapat kita lihat dari maraknya foto yang diedit sedemikian rupa dimedia-media sosial.
Walaupun kita tidak pantas untuk men-judge begitu saja. Akan tetapi jika kita
melihat pada sisi yang lain, bukankah kita akan bertanya, kenapa orang-orang banyak
melakukan hal tersebut ? apakah mereka kurang percaya diri sehingga harus
mempermak penampilan mereka melalui photo editor ? atau hal itu dilakukan hanya
untuk sekedar candaan belaka ?. Tidak dapat dipungkiri bahwa penampilan yang
sempurna adalah yang begitu diidamkan hampir kebanyakan orang. Karena terkadang
penampilan secara tidak adil membuat seseorang memperoleh ketenaran dalam waktu
semalam. Sebut saja, tenarnya Pedagang Getuk Cantik, Tukang Tambal Ban
Cantik, Polisi Ganteng, Hakim Ganteng, Teman artis yang cantik, dan lain
sebagainya. Kita lihat, mengapa mereka bisa tenar dalam sekejap tanpa harus
melakukan usaha yang keras ???
Bukankankah itu
karena kita begitu memprioritaskan penampilan fisik. Kita merasa aneh ketika
seseorang berparas indah melakukan pekerjaan yang tidak sebanding dengan
penampilan mereka. Dan kita pula penasaran secantik atau setampan apa mereka ?.
Jika seperti itu,
apakah sudah nasib buruk bagi mereka yang dilabelkan THE UGLY DUCK ?. Sehingga
banyak orang beramai-ramai mempoles penampilan mereka hingga ketahap operasi
untuk memperoleh kebahagiaan. Tentu tidak bukan ?
Kita harus sadar
bahwa fisik bukanlah segalanya bagi manusia. Karena ibarat sebuah karya seni,
sebuah karya yang indah tidak akan berharga ketika tidak memiliki jiwa. Karya seni
yang menurut kita tidak berharga justru menjadi incaran para kolektor dan
dilelang dengan harga fantastis. Bukankah
itu sebuah fakta, bahwa keindahan sesungguhnya dari sebuah karya seni
hanya bisa dilihat oleh orang yang benar-benar mengerti betapa berharganya
karya tersebut. Manusia mungkin ada yang kurang secara fisik dan paras, tapi bukan
berarti dia tidak berharga. Karena sesungguhnya nilai unggul manusia itu ada
pada kedewasaan jiwa mereka.
Disini penulis
sama sekali tidak bermaksud menyudutkan salah satu pihak. Hanya saja bercerita
tentang opini penulis mengenai topik diatas. Bukan salah kita terlahir cantik
atau buruk, karena yang lebih penting adalah kesadaran kita bahwa penampilan
kita bukanlah segalanya. Sehingga kita tidak merasa minder atau bangga akan
penampilan kita sendiri. Karena sejatinya semua milik kita itu adalah
pemberian. Sehingga kita perlu bertanggung jawab mengenai apa-apa yang telah
kita miliki. Sampai disiini sulu. Penulis sangat membuka pintu lebar bagi yang
bersedia memberikan kritik dan saran dikolom komentar. Sekian ...